Pas mau balik ke Indonesia dari Korea, incaran nyari
tiketnya adalah yang bisa transit lama, murah dan bebas visa. Browsing sana
sini harga termurah dengan durasi transit lama adalah Air China. Sebelum
melakukan pembelian ngegugel tentang Beijing sebagai tempat transit. Dari hasil
gugel ada beberapa orang yang bisa transit di Beijing dan exit tanpa apply China
visa terlebih dahulu.
Blog yang gue temukan memang pemegang paspor Indonesia yang
masih mempunyai visa negara tertentu yang masih aktif. Hal ini beda sama gue
yang sudah tidak memegang visa Korea, karena ini adalah perjalanan pulang
gegara sudah habis visa.
Sebenarnya sebelum berangkat kurang pede akan bisa exit di Beijing,
tapi karena godaan harga murmer yah sudah beli saja. Urusan bisa exit atau
tidak urusan belakangan. China
memberikan free visa selama 3 hari untuk beberapa negara, dan Indonesia
bukanlah negara yang termasuk dalam list bebas visa selama 3 hari.
Durasi penerbangan dari Incheon ke Beijing hanya dua jam dan
tiket gue akan transit di Beijing selama kurang lebih 24 jam. Mendarat di
Beijing sudah sore, dan setelah clingak clinguk lihat papan informasi gue
langsung ke area transit untuk pengecekan paspor dan boarding pass. Nyampe
Beijing hasrat exit sudah kecil dan niat hati ingin langsung ke area transit agar bisa goler goler seharian.
Nyodorin paspor dan boarding pass, petugas malah bilang dengan bahasa isyarat
dimana gue disuruh pindah loket ke bagian imigrasi.
Balik arah dan nyari arrival card untuk di isi, beres ngisi
gue bingung harus antri di bagian mana. Nyari orang yang bisa ditanya. Gue
nanya sama mbak mbak dan jawaban dia, gue disuruh ngantri dibagian imigrasi yang
boardnya kuning. Jawaban mbak itu masih kurang membuat gue pede untuk ikut
ngantri. Duduk sembari planga plongo harus nanya ke siapa lagi itulah yang bisa
gue lakukan saat itu.
Lihatlah mbak mbak penunjuk jalan untuk transfer flight dari
Air China. Gue nanya bisakah gue exit dengan paspor Indonesia dan tidak
mempunyai visa China. Mbaknya lihat paspor dan boarding pass gue, terus dia
bilang, gue disuruh ngantri di loket imigrasi bagian free visa 72 jam. Gue
kemudian ikut ngantri tapi pas lihat depannya lama banget prosesnya dan baca
baca syarat-nya, yang menurut gue ribet akhirnya gue mundur dan memilih duduk.
Duduk pilu dan harus bagaimana, itulah benak pikiran gue
kala itu. Bolak balik gak jelas, main hape yang mana gak bisa konek sama wifi
airport itulah yang bisa gue lakukan. Setelah sepi gue berjalan ke loket
imigrasi untuk bagian diplomat, gue jelaskan kasus gue dan dia bilang gue disuruh ngantri di loket imigrasi free visa 72 jam.
Jawaban itu membuat gue makin loyo dan tak berdaya. Gue
kembali duduk termangu dalam rasa pilu yang tak berkesudahan. Setelah loket
free visa 72 jam sepi, gue beranikan diri untuk ikut antri. Pas tiba giliran,
gue kasih paspor, arrival card dan boarding pass. Paspor tercinta gue discan di
alat khusus dan hasilnya menurut gue gak bisa. Mbaknya bingung dan kemudian
telpon, beres nelpon ngasih stempel di lembar paspor kosong gue, tanpa
menanyakan apapun ke gue.
Paspor dan boarding pass gue dikasih, kemudian gue jalan
sembari senyum sendiri. Yes dan akhirnya gue bisa lihat Beijing. Setelah gue
lihat bagian visa China disitu tertulis hanya sampai tanggal dimana gue akan
melakukan penerbangan selanjutnya ke Jakarta.
Jikalau diperhatikan di papan informasi, nomer flight gue termasuk dalam list free visa 72
jam. Karena minimnya informasi membuat gue gak pede untuk bisa langsung antri.
Adanya syarat booking penginapan dan
rute perjalanan selama di Beijing adalah hal yang membuat gue ciut nyali bisa
exit di Bejing. You know lah, gue akan ngegembel di airport dan pergi tanpa
adanya rute yang jelas alias pergi saja.
Jadi ….. misi transit dan bisa jalan jalan di Beijing gue tercapai…..
Assalamu’alaikum Beijing…..
terus akhirnya gimana jalan2 di beijing nya? menghinap dimana? kayaknya saya dapet kasus yg sama nih. jadi gak perlu urus visa China dari Jakarta ya?
ReplyDeletekarena bingung dulu dan begitu keluar sudah gelap, maka semalam keliling2 airport gak jelas buat nunggu pagi. Tidur juga di kursi kursi bandara heheheeh, paginya baru bisa jalan jalan bentar sampe siang. kalau kasus nya sama kayak saya berarti enggak...
ReplyDelete