Tahun Baru di Seoul



Tahun baru eloh ngapain? Gue sih berasa paling hits aja karena pas malam pergantian tahun baru bisa pergi ke Seoul.  Ikutan anak anak kekinian memeriahkan malam tahun baru dengan datang ke sebuah acara. Biar udah tiga tahun lebih di Korea, ini baru pertama sih pergi nge-gaul pas malam tahun baru di Seoul. 

Usai janjian dengan beberapa teman disepakati untuk datang diacara penyambutan malam tahun baru di daeran Jongno area Jonggak station. Browsing acara apa sih yang istimewa di tempat itu, ternyata akan dibunyikan lonceng raksasa. Demi apa coba, baru jam sepuluh malam aja, kawasan acara sudah padat dengan lautan manusia berjaket tebal dibawah suhu dingin dahsyat. 

Bosingak Belfry dijadikan sebagai pusat acara untuk merayakan malam tahun baru dikota Seoul. Jadi tempat itu merupakan tempat peninggalan zaman dinasti Joseon dengan bangunan khas tradisonal Korea dilengakapi lonceng raksasa. Dari namanya kan sudah jelas lah yah, kenapa gue ceramah.

Bunyi lonceng raksasa itu katanya sih hanya dibunyikan pada saat hari hari tertentu dan bisa dijadikan hari spesial untuk masyarakat Korea. Contohnya dibunyikan saat hari kemerdekaan Korea, dan tentunya saat malam tahun baru. 

Kepadatan orang nungguin lonceng bunyi
Rakyat Seoul dan sekitarnya akan berbondong bondong datang diacara itu, hanya untuk mendengar bunyi lonceng pas tepat malam pergantian tahun. Tua muda, pria wanita, cantik ganteng, bahkan kaum jones dan mahluk gagal move on juga ikut datang ke situ. 

Jalanan ditutup tepat sebelum beberapa rangkaian acara dimulai, polisi berjaga dan gue rasa jumlahnya semakin menambah kepadatan pengunjung. Saking penasarannya, gue rela berjubel dan jalan bolak balik gaje nyari tempat yang bagus buat nonton lonceng raksasa berbunyi. Jalan aja susah banget, berdesakan biar lolos dari himpitan orang. Gue sampai ngemeng gaje jangan sampai macam tragedi Mina terjadi di Seoul, karena misal terjadi gue makin dosa dan yang jelas karena gue belum kawin. Ok fix abaikan kalimat tadi.

Biar tidak bete nungguin lonceng kamipun sibuk nyari tempat biar bisa lihat panggung. Apa daya karena banyaknya orang kami gak bisa lihat panggung dan hanya bisa lihat dari layar besar. Sibuk foto foto, ada yang merekam, ada pasangan yang pamer kemesraan sambil pelukan, ada yang pingsan dan tentunya ada yang selfi macam gue dkk.

abaikan orang berjaket berbulu, karena itu bukan rombongan kami
Setelah detik detik ijab kabul semakin dekat, eh maksud gue detik detik terakhir tahun 2015, maka hitungan mundur untuk menyambut detik pertama tahun 2016 dimulai. Orang orang-pun ikut berhitung mundur secara serentak dengan bersemangat. Hitungan dimulai dari seratus, kelamaan dong kak kalau dimulai dari seratus, yang benar dimulai dari sepuluh sampai jeng jeng welcome 2016. Lonceng berbunyi sebanyak tiga kali yang dipukul dengan alat besar semacam digotong oleh beberapa pejabat penting Seoul. 

Lonceng berbunyi dan cuma gitu doang tanpa ada kembang api. Berasa garing banget, jadi denger lonceng bunyi, bubar jalan. Semacam bunyi lonceng sekolah dan kemudian para siswa pulang. Jadi setelah itu dilanjut pidato singkat oleh walikota Seoul dan beberapa penampilan artis K-Pop yang gue gak tahu. Rasa kecewa menggelayuti pikiran kami gegara tidak ada kembang api.

Untuk menghilangkan rasa kecewa yang mendera, esoknya sehabis pulang jumatan ritual jalan jalanpun dimulai lagi. Yah cuma liat Namsan Tower aja sih. Namanya juga liburan semua orang berjubel pada pengin jalan jalan, buktinya adalah padatnya kawasan Namsan Tower dan gagal naik cable car gegara antrian panjang macam antrian bagi bagi sembako deh. Nunggu bis ampe gue berakar malah busnya nolak karena saking padatnya bus. 

Pilihan paling sehat untuk bisa ke Namsan Tower adalah jalan kaki dengan menaiki ratusan anak tangga. Yah macam hiking gaul deh daripada balik jalan gak jadi ke Namsan Tower. Beberapa kali datang ke Namsan Tower pas siang, dan ini sudah gelap. Oh Tuhan, sungguh amazing ternyata lihat kota Seoul dimalam hari dari ketinggian. Sepanjang perjalanan engkau akan disuguhi pemandangan kerlap kerlip lampu dari gedung dan jalanan yang ada di Seoul. Napas tersengal sengal jadi panjang lagi deh misal udah lihat Seoul malam hari.

Ternyata ramai juga yang jalan
Sesekali foto foto sambil istirahat adalah cara paling oke biar eloh gak capek. Beberapa tempat memang disediakan semacam deck untuk berfoto dengan panorama malam Seoul yang gemerlap. Bisa kebayang deh macam gue ini yang suka banget lihat pemandangan dari ketinggian. Gratis kakak, soalnya pas gue ke Hongkong harus bayar agar bisa lihat panorama Hongkong dari ketinggian di deck yang kece badai.

Seoul kala malam hari
Tibalah saatnya kami di Namsan Tower yang sudah menyala hijau dimalam hari dengan selamat. Ramai banget walaupun malam dan suhu dingin. Mungkin karena musim liburan akhir tahun. Makan aja harus nunggu kursi kosong. Duh misal gue buka lapak bakso laris gak sih. Beli kopi aja ngantri, foto aja harus sabar nunggu orang biar gak ganggu objek alias model ber-aksi. Ya sudahlah kami sebagai rombongan tante dan om yang gila selfi, sebagai syarat syah maka kami menunaikan selfi dengan latar Namsan Tower

Om om dan Tante tante gila selfi
Rute dilanjutkan ke Itaewon untuk ketemu teman lain yang sudah nunggu. Disonoh sih cuma jalan ngukur jalan seberapa panjang dan lihat dunia malam di Itaewon yang banyak club dan tempat dugem. Kami sebagai anak baik dan rajin menabung cuma makan sambil ngobrol sampai mulut berbusa di rumah makan. Bosen di rumah makan, pindah di kafe yang buka dua puluh empat jam. Kongkow gaul menikmati minuman kopi sampai jam enam pagi. Yang lain asyik ngobrol, gue gak sanggup nahan ngantuk dan akhirnya sedikit terlelap di kursi dan merebahkan kepala di meja. 

Ok guys, seru juga sih ngelayabnya. Cuma gini, pas pagi gue udah merasa tengkuk pegal, mata ngantuk berat, perut kembung, tenggerokan serak. Ok fix gue masuk angin...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tahun Baru di Seoul"

Post a Comment