Semacam Ngatur Duit


Blog andalan gue ini, sepertinya sudah lama gue tinggalin. Tidak adanya postingan gak penting dari gue, membuat blog ini merasa kesepian seperti para jomblo jomblo yang katanya ngaku kece.
Blogger yang labil semacam gue, harus mengumpulkan banyak mood dulu sebelum ngeblog. Saking lamanya gak ngeblog, terkadang bingung untuk memulai postingan, tapi kali ini gue akan posting tentang duit, yang katanya sih itu jadi masalah utama untuk semua orang.

Ceritanya, gue habis dengerin acara semacam seminar yang diadakan oleh Bank Mandiri bekerjasama dengan ICC (Indonesian Community in Korea). Konsep acaranya berupa training kewirausahaan dengan total tiga pertemuan. Gue kan rajin yah, gue sih cuma ikut acara sesi terakhir gegara pengin buat buku tabungan Mandiri dan dengerin seminar gaol dari seorang finansial planner, teteh Ligwina Hananto dari Jakarta yang datang langsung ke Korea.

Pertama tahu all about nara sumbernya dari youtube dan google, jadi ketika pas mau datang ke Korea bersemangatlah gue untuk datang ke seminar. Duh lah... gue lupa itu temanya apa tapi yang jelas yang di omongin tentang bagaimana mengatur keuangan dengan baik.

Ceritanya kita harus pintar ngatur duit yang udah dihasilkan.  Bagaimana mengatur duit yang kita hasilkan agar bersisa dan digunakan sesuai kebutuhan. Tapi dari sekian banyak yang dibicarakan yang gue paling ingat adalah bukan bagaimana besar pengahasilan kita tapi, bagaimana kita menyisakan uang pengahasilan  kita secara baik.

Peserta lagi serius dengerin materi
Yang gue suka dari nara sumbernya adalah gaya penyampaian materi yang kekinian. Bahasa gaol anak Jakarta yang alay dan lebay membuat peserta gak ngantuk. Biasanya sih acara semacam ini disampaikan dengan bahasa formal dan sedikit semangat membara atau teriak teriak lebay gitu. Mangkanya gue suka rada malas datang ke acara semacam itu.

Banyak penekanan penekanan yang disampaikan dimana hal itu membuat gue yang masih labil ini tahu bagaimana cara ngurusin duit yang udah gue hasilkan untuk berbagai kebutuhan. Beberapa alokasi alokasi wajib yang tadinya sempat belum kepikiran seperti asuransi kesehatan, biaya pendidikan anak, misal nanti gue punya anak. Beberapa anggaran tak terduga yang harus disiapkan selama gue (TKI) pulang nantinya, dimana akan mengalami kondisi nol penghasilan dengan alasan dalam mencari pekerjaan atau baru merintis usaha.

Tadinya sih anggapan gue, ini acara akan promosi berbagai betuk envistasi atau usaha, tapi sebelum nara sumber masuk sudah dijelaskan terlebih dahulu bahwa nantinya materi yang disampaikan tidak seperti itu.

Pengalaman nara sumber sebagai finansial planner membuat materi diisi oleh beberapa kasus dari klien yang mengalami masalah keuangan tidak sehat dan berbagai hal lainnya. Kasus kasus yang diceritakan tersebut, sebenarnya bukan karena besar sedikitnya penghasilan, tetapi lebih ke arah ngatur duit yang belum bener. Biasanya beberapa orang tidak memikirkan banyak hal tentang kehidupan keuangannya dimasa mendatang sehingga membuat make duitnya sesuka hati. Dan yang banyak terjadi adalah besarnya alokasi dana gaya hidup yang dikeluarkan, dimana pengeluaran tersebut tidak wajib.

Kalau diceritakan sih panjang bingit dan seorang pelupa kayak gue ini rada susah nulis yang tadi abis gue dengerin pas di acara. Dan disesi tanya jawab, gue nanya yang rada mainstream. Inti pertanyaan gue sih gimana ngukur kemampuan membayar angsuran misal gue pengin utang. Dan jawabnya sih panjang dan cukup jelas mulai dari peruntukan dan penggunaan pinjaman tersebut sampai pada besaran maksimal angsuran yang boleh kita keluarkan setiap bulan.

Tiga puluh persen dari penghasilan bisa digunakan untuk angsuran kredit. Jadi misal udah melebihi itu akan membuat bencana keuangan yang lama lama bikin kepala puyeng. Malah sebelumnya gue pernah baca ada yang merekomendasikan hanya dua puluh persen dari pengahasilan kita digunakan untuk alokasi angsuran kredit. Kreditnya pun bisa dilihat lagi itu hanya sebatas barang konsumtif atau memang kredit yang digunakan untuk bisnis atau tambahan modal usaha.

Gue dan Nara Sumber (Ligwina Hananto)
Berasa singkat sih menurut gue untuk sesi semanarik itu. Lima penanya diberi kenangan buku yang merupakan karya narasumber. Duh kan beruntung banget gue ini, udah dapat ilmu, bisa bikin tabungan Mandiri dapat buku lagi. Penting dan wajib adalah gue bisa foto bareng nara sumber juga. Belum sampe disitu keuntungan gue ikut seminar ini, udah gratis dapat makan siang lagi. Tuh kan baik banget panitianya.

Sebenarnya gue penginnya berbagi apa yang udah gue dengerin tadi, tapi gue kan suka susah nulis jadi yah malah gue curhat saja. Ada banyak hal terkait duit yang perlu gue pelajari agar gue nantinya mempunyai keuangan yang sehat dan jiwa raga yang sehat pula.

Misal eloh eloh pengin tahu bagaimana ngurus duit yang udah dihasilkan gue rasa sih bisa juga baca baca diberbagai artikel yang ada di google. Misal gak bisa datang seminar semacam ini, gue rasa dari artikel cukup membantu memberikan pengetahuan tentang ngatur duit. Cuma misal dengerin langsung dari nara sumber lebih berasa wouw aja menurut gue.

Pesan gue sih, jangan BESAR PASAK DARIPADA TIANG
Tuh pepatah jaman dulu tapi bisa dipake, tapi memang butuh beberapa hal penyempurnaan agar kita bisa mempertahankan keuangan yang sehat.

Jadi sekarang, berapa saldo tabungan eloh.....?

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Semacam Ngatur Duit"

Post a Comment