Ngamar Area Seoul Station

Pecinta jalan jalan akan merasa puas jalan jalan jika kaki sudah berasa pegal. Dan itu terjadi pada saya minggu lalu. Jalannya sih cuma area Seoul dan tempatnya yah gitu gitu saja. Ceritanya, minggu lalu kedatangan tamu istimewa dari Jakarta yang datang ke Seoul untuk wisata.

Setelah kerja setengah hari dihari Sabtu, saya bergegas pergi ke Seoul untuk menjadi guide dadakan ke beberapa tempat di Seoul. Itaewon dan beberapa tempat wisata disekitar Seoul City Hall kami jelajahi dengan berjalan kaki dengan suhu yang teramat dingin. Yang jelas dinginnya suhu waktu itu tidak sedingin hatiku kepadamu. *gagal pokus

Malam Minggu malam yang asyik buat pacaran, kata lagu dangdut jaman dulu. Lagu dangdut itu rupaya sesuai dengan beberapa kawasan Seoul yang masih ramai hingga larut malam. Kamipun pulang malam dengan kondisi lelah berjalan menyusur jalanan kota Seoul. Tamu saya itu menginap disalah satu guesthouse dekat Seoul station. Sampai Seoul station kondisi masih ramai, dan jadwal subway masih tersedia untuk saya pulang ke asrama.

Pertimbangan capek membuat saya urung pulang untuk balik ke asrama. Keluar stasiun kondisi sudah mulai sepi dan di sambut beberapa orang yang menawarkan berbagai macam jasa. Sampai sampai tamu sayapun menanyakan tentang keberadaan orang tersebut. Setelah balik mengantar tamu ke guesthouse saya putuskan untuk makan dekat Seoul station dengan menu andalan cumi cumi.

Sambil makan sebenarnya saya berfikir akan menginap dimana, tadinya saya rencanakan untuk begadang di stasiun sambil online untuk menunggu pagi dan kembali melanjutkan menjadi guide dadakan. Begitu keluar dari rumah makan dan sambil berjalan saya sudah disambut oleh seorang ajuma yang hanya terlihat matanya saja sambil menanyakan butuh tidur atau bagaimana.

Saya agak sedikit respek dengan tawaran yang disampaikan ajuma, dan kemudian terjadilah percakapan antara saya dan ajuma yang hanya terlihat mata dan sedikit wajahnya. Dan karena bahasa Korea saya yang kacau maka ini kira kira isi dialog yang bisa saya terjemahkan versi bahasa Indonesia.

Ajuma :Hai apa kabar pemuda ganteng yang cool.
Saya    : Iya bu... dengan saya pemuda cool nan baik hati.
Ajuma : Butuh tidur nyenyak?
Saya    : Iya nih, saya capek banget. 
Ajuma : Ada kamar 20.000 won. plus agasi 60.000
Saya    : Saya hanya butuh kamar bu.... tolong lah kasih saya diskon bu... bagaimana kalau 10.000
Ajuma : tidak bisa
Saya    : ehm... 15.000 ?
Ajuma : Tidak bisa. sana kamu masuk stasiun saja.

*cetakan tebal hanya harapan penulis blog

Setelah tawaran harga kamar ditolak saya berjalan untuk sekedar cek lokasi area stasiun sambil berfikir dengan tawaran kamar tadi yang seharga dua puluh ribu won. Berjalan lurus sampai mentok dan akhirnya balik arah saya bertemu lagi dengan ajuma yang berbeda yang menawarkan jasa tidak jauh beda dengan ajuma pertama.

Saya putuskan untuk menerima tawaran kamar seharga dua puluh ribu won dari tawaran ajuma yang kedua. Sebenarnya alasan menerima tawaran tersebut karena penasaran sama tempat tersebut. Setelah sepakat saya dibawa ke tempat yang letaknya tidak jauh dari stasiun. Berjalan menuju tempat, ajuma ngobrol dan sambil menghisap rokok ala mamih mamih di sinetron. Ajuma bertanya apakah saya sudah punya won. Saya jawab ada dan bilang akan tidur sampai jam sembilan pagi. 

Sampailah saya ditempat.....

Jeng jeng.........

Kamar dibuka, wangi pengharum ruangan langsung tercium, ada sebuah bed yang empuk dan lemari, sebelahnya sebuah televisi layar datar yang super besar.

Tapi...................................................

KENYATAAN

Kamar seharaga dua puluh ribu won
Tempatnya berupa bangunan yang sudah lusuh dan berada di lantai tiga. Yang jelas saya kaget dengan kondisinya. Ternyata itu adalah sebuah ruangan yang disewa dan dibentuk sekat sekat kamar dan lorongnya digunakan untuk dapur dan terdapat toilet yang tragis.

Onggokan selimut, matras yang tergelar dilantai dan sebuah TV, lemari kecil menyambut kedatangan saya. Pokoknya semrawutnya tidak jauh beda dengan kamar asrama, bahkan lebih parah. Lebar Kamar satu rentang tangan dan panjangnya satu setengah rentang tangan saya. Setelah membayar sewa kamar ajuma masih menawarkan jasa seks. Langsung saya jawab ogah dan sambil memperhatikan muka. OH MAI GAT ternyata mukanya menor abis ala ala artis yang tertunda. Jadi agasinya ini kali yah,,,,,sambil mbatin ....dan tertawa getir dalam hati melihat kamar seharga 20.000 won. 

Pasang matras hangat sampe full karena kamar berasa dingin dan matikan lampu. Saya langsung posisi tidur dengan full kostum jalan jalan. Berasa risih awalnya dengan selimutnya tapi karena dingin terpaksalah saya pakai. Berusaha untuk cepat tidur, malah sering terdengar orang keluar masuk dengan suara kaki dan ajuma ngobrol super keras.

Tidurpun lelap berkat matras hangat, dan pagipun segar kembali dan bersiap untuk melanjutkan jadwal guide dadakan. Pergi meninggalkan kamar sambil bergumam dan akhirnya bisa tidur juga semalam. Pengalaman nginep tragis yang tidak akan pernah terlupakan. Tragis sih, tapi saya jadi tahu sisi lain hingar bingar kota Seoul. 


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ngamar Area Seoul Station"

Post a Comment